Rumah > Berita > berita industri

PLN Indonesia berencana membangun tambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 32GW

2023-09-15

Perusahaan listrik milik negara (PLN) berencana untuk terus meningkatkan instalasi energi terbarukan sebesar 32 gigawatt (GW), sambil berinvestasi dalam meningkatkan infrastruktur jaringan untuk mendukung lebih banyak sambungan jaringan energi terbarukan. Rencana ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan sambungan jaringan listrik proyek-proyek energi terbarukan, sekaligus mengurangi ketergantungan negara terhadap batu bara, yang saat ini menyumbang sekitar setengah dari total kapasitas terpasang di Indonesia.


General Manager PLN Darmawan Prasodjo menyatakan PLN sedang merevisi rencana pengembangan ketenagalistrikan secara keseluruhan untuk memenuhi sejumlah besar kebutuhan instalasi energi terbarukan dan sambungan jaringan listrik di masa depan. Berdasarkan rencana pengembangan ketenagalistrikan tahun 2021-2030, perusahaan berencana meningkatkan kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 20,9GW, yang merupakan 51% dari penambahan pembangkit listrik baru selama periode ini.

Dengan percepatan pengembangan energi terbarukan, maka 75% tambahan instalasi pembangkit listrik PLN akan berasal dari energi terbarukan, dan 25% sisanya akan berasal dari listrik gas alam. Saat ini, sekitar 14% listrik terpasang di Indonesia berasal dari sumber energi terbarukan.

PLN juga berencana untuk meningkatkan infrastruktur jaringan listriknya untuk mendorong integrasi lebih banyak energi terbarukan ke dalam jaringan listriknya. Hal ini memungkinkan PLN meningkatkan kapasitas terpasang listrik energi terbarukan dari saat ini 5GW menjadi 28GW.

Sebagaimana dinyatakan secara terbuka oleh Menteri Kabinet Senior Luhut Pandjaitan, pemerintah Indonesia berharap dana yang dijanjikan berdasarkan rencana Transisi Energi yang Adil (JETP) akan membantu mendanai pekerjaan konstruksi jaringan listrik PLN.

Rencana Transisi Energi JETP Fair dibahas dalam pertemuan bilateral antara Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Presiden Indonesia Joko Widodo pada pertemuan ASEAN Regional Group.

Menanggapi tantangan yang dihadapi oleh rencana investasi JETP, juru bicara pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Indonesia perlu mengubah sistem penetapan harga listrik secara komprehensif dan pemerintah untuk mendorong seluruh masyarakat Indonesia mempercepat pembangunan proyek energi terbarukan.

Selain itu, pemerintah Indonesia telah merevisi aturan komposisi lokalisasi panel fotovoltaik untuk menarik lebih banyak investasi luar negeri. Persyaratan bahwa 60% komponen panel fotovoltaik harus dibeli di dalam negeri di Indonesia telah ditunda hingga tahun 2025, sehingga memberikan cukup waktu bagi industri fotovoltaik dalam negeri untuk menciptakan dan memenuhi persyaratan lokalisasi.


We use cookies to offer you a better browsing experience, analyze site traffic and personalize content. By using this site, you agree to our use of cookies. Privacy Policy
Reject Accept